MAKALAH SENI BUDAYA TARI SAMAN

TARI SAMAN

A. Posisi dan Fungsi Penari

Tari saman dimainkan dalam posisi duduk dan termasuk dalam jenis kesenian ratoh duk (tari duduk), yang kelahirannya erat berkaitan dengan masuk dan berkembangnya agama islam. Posisi penari duduk berlutut, berat badan tertekan kepada kedua telapak kaki. Pola ruang pada tari saman tergantung pada level atau ketinggian posisi badan. Dari posisi duduk berlutut berubah ke posisi diatas lutut (Gayo – berlembuku) yang merupakan level paling tinggi, sedang level yang paling rendah adalah bila penari membungkukan badan kedepan sampai 45o (tungkuk) atau miring kebelakang sampai 60o (langat). Terkadang saat melakukan gerakan tersebut disertai gerakan miring ke kanan atau ke kiri yang disebut singkeh. Ada pula gerak badan dalam posisi duduk melenggang ke kanan-depan atau kiri-belakang (lingang).
Jika dimainkan dengan adanya batas waktu dan bukan suatu pertandingan, tarian ini dimainkan oleh 10-12 penari. namun keutuhan tari saman setidaknya dimainkan oleh 15-17 penari dengan fungsi sebagai berikut :
1 2 3 4 5 6 7 8 910 11 12 13 14 15 16 17
1. No9 ialah Pengangkat, yaitu tokoh utama (seperti syekh dalam Tarian Seudati) titik central dalam Tari Saman, yang menen-tukan gerak tari, level atau kekuatan tari, syair-syair yang diku-mandangkan maupun syair-syair sebagai balasan terhadap se-rangan lawan main (Saman Jalu yang dimainkan untuk pertan-dingan).
2. Nomor8 dan 10 adalah Pengapit, yaitu tokoh pembantu peng-angkat baik gerak tari maupun nyanyian/ vokal.
3. Nomor2-7 dan 11-16adalah Penyepit, yaitu penari biasa yang mendukung gerak tari yang diarahkan pengangkat juga berperan menyepit (menghimpit), sehingga kerapatan antara penari terja-ga, penari menyatu tanpa antara dalam posisi bershaf (horizon-tal) untuk kesatuan dan keseragaman gerak.
4. Nomor1 dan 17 adalah Penupang, yaitu penari yang paling u-jung kanan-kiri dari barisan penari yang duduk berbanjar. Se-lain berperan sebagai bagian dari pendukung tari, juga berperan menupang/ menahan keutuhan posisi tari agar tetap rapat dan lurus. Penupang disebut juga penamat kerpe jejerun (pemegang rumput jejerun). Diibaratkan seolah-olah bertahan memper-kokoh kedudukan dengan memegang rumput jejerun (jejerun sejenis rumput yang akarnya kuat, terhujam dalam, dan sukar di cabut).
B. Gerakan Tubuh
Tarian saman menggunakan dua unsur gerak yang menjadi unsur dasar dalam tarian saman, Yaitu Tepuk tangan dan tepuk dada. Di-duga, ketika menyebarkan agama islam, syeikh saman mempelajari tarian melayu kuno,kemudian menghadirkan kembali lewat gerak yang disertai dengan syair-syair dakwah islam untuk memudakan dak-wahnya. Dalam konteks kekinian, tarian ritual yang bersifat religius ini masih digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah melalui pertunjukan-pertunjukan.
Tarian Saman termasuk salah satu tarian yang cukup unik, kerena hanya menampilkan gerak tepuk tangan gerakan-gerakan lainnya, seperti gerak guncang, kirep, lingang, surang-saring (semua gerak ini adalah bahasa Gayo)
Tari Saman membutuhkan keseragaman formasi dan ketepatan waktu, jadi para penari harus memiliki konsentrasi yang tinggi dan latihan yang serius agar dapat membawakan Tari Saman dengan sem-purna.
Kalau dilihat dari jumlah gerakan tubuh, Tari Saman bisa dika-takan tari yang sederhana. Tetapi gerakannya beragam, antara lain: ge-rak guncang, kirep, lingang, surang-saring, dan gerak lengek. Ke-unikan tari saman adalah gerakan tangannya yang dinamis, perubahan posisi duduk para penari, dan goyangan badan yang dihentakkan ke kiri atau kanan ketika syair lagu dinyanyikan. Tari saman tidak meng-gunakan musik loh, hanya syair yang dinyanyikan serta suara tepukan tangan, dada, dan paha.
Selain posisi duduk dan gerak badan, gerak tangan sangat dominan dalam tari ini yang berfungsi sebagai gerak sekaligus musik, yang terdiri atas :
a) Cerkop yaitu kedua tangan berhimpit dan searah,
b) Cilok yaitu gerak ujung jari telunjuk seakan mengambil sesuatu benda ringan seperti garam,
c) Tepok yang dilakukan dalam berbagai posisi (horizontal/ bolak-balik/ seperti baling-baling),
d) Gerakan kepala seperti mengangguk dalam tempo lamban sampai cepat (anguk),
e) Dan kepala berputar seperti baling-baling (girek).
Kesenyawaan semua unsur inilah yang menambah keindahan dan keharmonisan dalam gerak tari saman. Karena tari saman di mainkan tanpa alat musik, maka sebagai pengiringnya di gunakan tangan dan badan. Ada beberapa cara untuk mendapatkan bunyi-bunyian tersebut:
1. Tepukan kedua belah tangan. Ini biasanya bertempo sedang sampai cepat
2. Pukulan kedua telapak tangan ke dada. Biasanya bertempo cepat
3. Tepukan sebelah telapak tangan ke dada. Umunya bertempo sedang
4. Gesekan ibu jari dengan jari tengah tangan (kertip). Umunya bertempo sedang.
C. Nyanyian
Sebelum tari saman dimulai ada sebuah pembukaan yang dilakukan oleh seorang tua cerdik pandai atau yang biasa disebut pemuka adat dari masyarakat setempat untuk menyampaikan nasihat-nasihat yang bermanfaat bagi para pemain atau mereka yang menyaksikan tari saman.
Dalam menyanyikan lagu dan syair pada tari saman dilakukan secara bersamaan dan berkelanjutan. Cara menyanyikan lagu-lagu dalam tari saman dibagi dalam 5 macam :
1. Rengum, yaitu sebagai pembukaan atau mukaddimah dari tari Saman (yaitu setelah dilakukan sebelumnya keketar pidato pembukaan). Rengum ini adalah tiruan bunyi. Begitu berakhir langsung disambung secara bersamaan dengan kalimat yang terdapat didalamnya, antara lain berupa pujian kepada seseorang yang diumpamakan, bisa kepada benda, atau kepada tumbuh-tumbuhan.
2. Dering, yaitu rengum yang segera diikuti oleh semua penari.
3. Redet, yaitu lagu singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh seorang penari pada bagian tengah tari.
4. Syek, yaitu lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang tinggi melengking, biasanya sebagai tanda perubahan gerak.
5. Saur, yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah dinyanyikan oleh penari solo.
D. Paduan Suara
Tari Saman biasanya ditampilkan tidak menggunakan iringan alat musik, akan tetapi menggunakan suara dari para penari dan tepuk tangan mereka yang biasanya dikombinasikan dengan memukul dada dan pangkal paha mereka sebagai sinkronisasi dan menghempaskan badan ke berbagai arah. Tarian ini dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya disebut Syech. Karena keseragaman formasi dan ketepatan waktu adalah suatu keharusan dalam menampilkan tarian ini, maka para penari dituntut untuk memiliki konsentrasi yang tinggi dan latihan yang serius agar dapat tampil dengan sempurna. Tarian ini khususnya ditarikan oleh para pria.
Pada zaman dahulu,tarian ini pertunjukkan dalam acara adat tertentu,diantaranya dalam upacara memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Selain itu, khususnya dalam konteks masa kini, tarian ini dipertunjukkan pula pada acara-acara yang bersifat resmi, seperti kunjungan tamu-tamu antar kabupaten dan negara, atau dalam pembukaan sebuah festival dan acara lainnya.
E. Kostum Penari
Kostum atau busana khusus saman terbagi dari tiga bagian yaitu:
1. Pada kepala: bulung teleng atau tengkuluk dasar kain hitam empat persegi. Dua segi disulam dengan benang seperti baju, sunting kepies.
2.Pada badan: baju pokok/ baju kerawang (baju dasar warna hitam, disulam benang putih, hijau dan merah, bahagian pinggang disulam dengan kedawek dan kekait, baju bertangan pendek) celana dan kain sarung.
3. Pada tangan: topeng gelang, sapu tangan. Begitu pula halnya dalam penggunaan warna, menurut tradisi mengandung nilai-nilai tertentu, karena melalui warna menunjukkan identitas para pemakainya. Warna-warna tersebut mencerminkan kekompakan, kebijaksanaan, keperkasaan, keberanian dan keharmonisan.

F. Musik Pengiring

Tari Saman biasanya ditampilkan menggunakan iringan alat musik, berupa gendang dan menggunakan suara dari para penari dan tepuk tangan mereka yang biasanya dikombinasikan dengan memukul dada dan pangkal paha mereka sebagai sinkronisasi dan menghempaskan badan ke berbagai arah. Tarian ini dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya disebut Syech. Karena keseragaman formasi dan ketepatan waktu adalah suatu keharusan dalam menampilkan tarian ini, maka para penari dituntut untuk memiliki konsentrasi yang tinggi dan latihan yang serius agar dapat tampil dengan sempurna. Tarian ini dilakukan secara berkelompok, sambil bernyanyi dengan posisi duduk berlutut dan berbanjar/bersaf tanpa menggunakan alat musik pengiring.

Gendang
Gendang termasuk dalam klasifikasi alat musik perkusi. Gendang terbuat dari kayu dengan selaput (membran) yang menghasilkan bunyi bila dipukul. Ada berbagai ukuran gendang, yaitu gendang kecil, sedang, dan besar. Gendang kecil biasa disebut rebana. Gendang yang berukuran sedang dan besar ada juga yang menyebut redap. Selain itu, ada juga gendang yang kedua sisinya ditutup dengan kulit yang diikat dengan tali yang terbuat dari kulit atau rotan sedemikian rupa sehingga dapat dikencangkan dan dilonggarkan.

Cara memainkan gendang dengan dipukul, baik dengan tangan saja atau dengan alat pemukul gendang. Gendang mempunyai banyak fungsi, di antaranya sebagai pengiring tari-tarian seperti tari saman, bisa juga untuk pencak silat, pembawa tempo atau pene-gasan dinamik sebuah orkes, atau sering juga hanya sebagai peleng-kap untuk lebih meramaikan suasana. Jenis gendang meliputi :

1. Gendang bertali dengan salah satu sisinya ditutup dengan kulit kambing, sedangkan sisi lainnya terbuka dengan sepotong karet selebar 1 cm yang direntangkan pada garis tengahnya. Dimainkan dengan tangan kanan memukul permukaan kulit dan tangan kiri memetik karet.

2. Gendang dabos, yang bentuknya seperti rebana dan kedua ujungnya mempunyai lingkaran dengan garis tengah yang berbeda. Lingkaran besar ditutup dengan kulit. Gendang dabos dimainkan dengan memukul permukaannya dengan tangan atau jari.

G. Urutan dan Teknis Pelaksanaan
1. Pembukaan oleh Pemuka

Tari Saman terlebih dahulu dibuka oleh seorang pemuka adat atau biasa dikenal oleh masyarakat aceh sebagai tua cerdik pandai. Pemuka adat ini biasanya berasal dari masyarakat sekitar. Pembukaan diisi dengan nasihat, petuah berguna kepada pemain dan penonton.
2. Melagukan Syair

Setelah dibuka oleh pemuka adat, urutan selanjutnya adalah lantunan syair. Tari Saman melagukan syair secara berkesinambungan dan terus menerus. Pemainnya mengenakan pakaian adat.

H. Tata Tertib

Didalam melaksanakan saman jalu (pertandingan ) dan saman pentas penari tidak boleh sesukanya memainkan/ melakukan tarian. Tari saman memiliki tata tertib/urutan mulai dari awal sampai akhir ketika memainkannya, tata tertib dari tari saman tersebut adalah sebagi berikut :
1. Rengum
2. Salam
3. Dering
4. Uluni lagu
5. Lagu
6. Anak ni Lagu
7. Lagu Penutup

I. Prestasi

Tari Saman dengan mudah dapat kita saksikan di acara-acara televisi, pernikahan, pembukaa perhelatan akbar semacam Sea Games, pertandingan sepak-bola atau gebyar hadiah ulang tahun sebuah bank misalnya.

Tari Saman sudah sering manggung di pentas-pentas dunia. UNESCO pun dalam hal ini sudah mengakui bahwa tari saman adalah warisan budaya non-benda. Sidang ke-6 Komite Antar-Pemerintah untuk Perlindungan Warisan Budaya Bukan Benda UNESCO di Bali, 24 November 2011, menetapkan Tari Saman sebagai Daftar Representatif Budaya Bukan Benda Warisan Manusia.
Bayangkan, betapa hebatnya Tari Saman dan sudah selayaknyalah kita bangga sebagai Bangsa Indonesia. Tari Saman berasal dari suku Gayo-Aceh. Kendati Gayo ada dan terletak di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, bahasa Gayo berbeda dengan Bahasa Aceh. Baik dari struktur, dialek, arti serta pengucapan bunyi intonasi.

Uniknya lagi, di Provinsi NAD ada wilayah-wilayah tertentu. Ada 4-5 bahasa daerah yang aktif digunakan sebagai lingua franca-bahasa. Jadi, bukan Bahasa Aceh semata. Sepintas nyanyian dalam Tari Saman seperti igauan, erangan, rintihan serta ratapan hati yang tak putus dirundung malang. Dan kalau telinga kita teliti dan perasaan peka, kita akan dengan jeli dapat mendengar syair-syair Tari Saman dilagukan dalam Bahasa Arab dan Gayo.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "MAKALAH SENI BUDAYA TARI SAMAN"

Post a Comment